Bandar Lampung, Seruntingnews.Id. –Prof.Dr. Hi.Sudarman, M.A. menjadi Salah satu narasumber Diskusi terbatas Transformasi Ideologi Jalan Menuju Wasathiyah: “Membangun Kesadaran Baru Ideologi Sehat & Moderat”di Hotel Horison Bandar Lampung,/01-09-2025.Hadir pada acara tersebut, Kasatgaswil Lampung (Kombes Stialanri Kurniawan Setinggar), PLT Ka. Kantor Kementrian Agama Wilayah Lampung (Dr. KH. Erwinto, S.Ag., M.kom.I.), Mantan Amir JI (Ust. Ir. Parawijayanto).

Acara ini didikuti 150 peserta EX-JI yang telah berikrar untuk kembali ke NKRI, bersama-sama dengan elemen bangsa lainya membangun Indonesia dan mengisi kemerdekaan Negara RI. Densus 88 Satgaswil Lampung mengapresiasi kegiatan ini dan memberikan motivasi kepada para peserta untuk memanfaat momen ini menjadi ruang diskusi yang hangat untuk menemukan jawaban dari pertanyaaan EX-JI “apakah perjalanan kembali ke NKRI akan berjalan dengan lancar?
Salahsatu Narasumber yang dihadirkan adalah Prof.Dr.Hi.Sudarman,M.A, ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Lampung, dosen UIN Raden Intan Lampung, Tokoh Lintas Agama Lampung. Sudarman merupakan guru besar bidang studi agama-agama , yang menekuni dan mengamati, Gerakan Pemikiran dan aliran-aliran yang berkembang di masyarakat. Penelitian yang pernah dilakukan antara lain: Radikalisme di Indonesia, Perempuan dalam Islam dan Kristen, Konsep Kenabian dalam Islam dan Kristen, Negara Ideal menurut Al Farabi dan Agustinus, Makna hidup biarawati-The Meaning of Life for Nuns: A Phenomenological Study in the Cities of Yogyakarta and Bandar Lampung, dan masih banyak lagi penelitian yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepada para peserta Sudarman menyampaiakan: Indonesia merupakan negara yang indah, zamrud khatulistiwa, subur dan makmur. beliau mengutip seorang tokoh Mesir
yang menyebut Indonesia sebagai “sepenggal surga yang dilemparkan ke bumi.” Yang harus di syukuri dijaga secara bersama-sama. Sebagai muslim bertanggungjawab untuk menguatkan dan memberdayakan ummat menjadi ummat yang memiliki karakter wasathiyah memegang teguh prinsip keadilan, jujur dan mengikuti dinamika perkembangan masyarakat agar mendapatkan kearifan dalam melakukan perubahan. Paparnya.
Sudarman menegaskan, bagi Muhammadiyah NKRI adalah sebagai Darul Ahdi wasyahadah, yang memiliki makna, Pancasila merupakan konsesnsus Nasional, segenap umat islam harus berkomitmen menjadikan Negara Pancasila sebagai tempat bersaksi dan membuktikan diri dalam mengisi dan membangun kehidupan kebangsaan.jelasnya.
Dalam menjalani kehidupan sebagai warga bangsa, menghadapi persoalan-persoalan dan problem di masyarakat, menyampaiakan aspirasi sebagai warga negara, dilkukan dengan cara yang arif dan bijaksanaa, tindakan kekerasan dan anarkisme bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Lebih lanjut sudarman mengapresiasi kinerja TNI dan POLRI dalam menjaga keamanan dan stabilitas NKRI. Melalui forum ini dia berharap kerjasama TNI -POLRI dan elemen bangsaa lainya berjalan dengan harmonis sehingga tercipta suasana kondusif, memperkuat rasa kebersamaan, menumbuhkan semangat ta’awun demi tercapainya kehidupan damai dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. TNI- POLRI sebagai institusi negara, dalam mengemban tugas berada di garda depan dengan resiko tinggi, diperlukan keberanian, keteguhan, bahkan pengorbanan nyawa,masyarakat sebagai mitra juang perlu berempati dan terus melakukan kolaborasi. Harapnya.
Menghadapi era disrupsi ini Sudarman mengutip buku berjudul The Death of Expertise (Matinta kepakaran) karya pakar ilmu social US Naval College, saat ini terjadi situasi dimana banyak orang yang tidak kompeten merasa lebih pakar dari para pakar yang sesungguhnya. Orang yang baru belajar agama mendadak merasa lebih dalam ilmunya disbanding seorang kiyai yang bertahun-tahun menekuni ulumuddin. Maka para ustadz harus beradaptasi dengan tehnologi, melakukan dahwah digital, memenuhi dunia maya dengan konten-konten poistif. Termasuk konten Islam wasathiyah, pemahaman Islam yang dalam dan luas, Islam yang memajukan peradaban masyarakat bukan pemahaman Islam yang parsial dan sempit. Pungkasnya. (*)