Konferkab VI PWI Tubaba;  Pertemuan Harapan dan Kepentingan

- Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Elia Sunarto

(Salah satu pendiri Forum Wartawan Media Harian Tubaba (FW.MH-TBB) | Ketua (periode pertama) FW.M-TBB).

Kamis pagi, sruput wedang jeruk manis panas sambil menikmati panorama, magut-magut terbawa bossa nova, paduan samba dan jazz suara lembut Iga Mawarni lewat earphone. Usai joging di kompleks Islamik Center Tubaba terasa nikmat dan asyik, sebelum panas menghampiri.

ADVERTISEMENT

iklan

SCROLL TO RESUME CONTENT

Entahlah, suhu udara akhir-akhir ini begitu luar biasa. Anomali cuaca terasa sejak awal April 2025, cetar menyengat lebih ekstrem melampaui panas hari-hari biasa.

Dua motor melintas, yang belakang ditumpangi boncengan. Pergerakannya mengusik sampah plastik, kertas, dan daun-daun kering yang terserak, terbang bersama debu terbawa angin dan jatuh tak jauh dari tepi danau buatan, Islamik.

Ditilik dandanan mereka, orang bisa menerka ketiganya pekerja kuli tinta, wartawan. Woww…. sepagi ini? Hmm…..bentar, penulis baru ingat bahwa PWI Tubaba bakal punya gawe, menggelar Konferensi Kabupaten (Konferkab).

Kabarnya Konferkab VI PWI Tubaba akan digelar pada 20-22 Oktober 2025 mendatang, untuk mengevaluasi program kerja dan memilih kepengurusan baru. Jika tidak ada perubahan.

Sejak bulan lalu, beberapa nama sudah dielus-elus. Santer dijagokan untuk menduduki kursi ketua, menakhodai organisasi bergengsi, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk lima tahun ke depan.

Dinamika itu memantik reaksi keras internal organisasi. “Ketua harus legimate, bermartabat. Pemilihan harus sesuai aturan organisasi, bukan soal siapa paling terkenal!”

Kandidat ketua harus lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW), minimal jenjang Madya. Kabar menyeruak, PWI Tubaba baru memiliki empat wartawan bersertifikasi UKW Utama, sisanya masih jenjang Madya (muda).

Kalkulasi terakhir di meja kopi, nama petahana dilingkari, masih berpeluang! Tapi ballpoint warna biru itu terhenti, menggantung. Muncul kekhawatiran, bagaimana jika diam-diam ada tamu misterius yang sudah dipersiapkan?

“Apa mungkin? tanya wartawan training, lugu.

“Eiit..jangan lengah! Banyak yang berkepentingan di sini”.

Era keterbukaan menempatkan media pada level strategis. “Berteman dengan wartawan itu penting!” kata seorang tim sukses Bupati dalam sebuah perjamuan.

Semua butuh informasi dan publikasi. Pers menjadi pilar keempat demokrasi, sebagai penyeimbang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Viada Hafid belum lama ini menggambarkan, pers Indonesia sebagai cahaya kebenaran.

Melalui narasi yang disajikan dan interaksi yang terjadi, media dibutuhkan untuk membangun persepsi publik. Entitas lembaga perlu citra atau sebuah reputasi, sementara penguasa, dan publik figur juga perlu membangun personal branding.

Kondisi hari ini tidak sedikit media terjebak tren jurnalisme partisan, pesanan, dan atau hilang sikap kritisnya tersandera kebutuhan dan kepentingan. Kondisi demikian, independensi dunia pers mulai dipertanyakan.

Industri media terbentur tantangan terberat, dan jika tidak bermanuver (baca; berinovasi) akan benar-benar kolaps, dilindas kemajuan zaman.

Ketua PWI Tubaba ke depan harus profesional dan memiliki dedikasi. PWI menjadi rumah bagi wartawan yang memiliki kecakapan literasi sehingga mampu menyajikan narasi berita berkelas. Bukan wartawan copy paste penyebab hengkangnya barisan pembaca setia medianya.

Baca Juga :  Polres Tubaba Gandeng Pondok Pesantren Darurrohman Dukung Swasembada Pangan Nasional

Satu hal yang tak bisa diabaikan, membangun harmonisasi hubungan kerja dengan sumber berita yang kadang juga merupakan mitra penting sebagai pelanggan berbayar. Wartawan tidak dapat bekerja tanpa narasumber.

Mereka harus menyadari bahwa industri media lokal tidak bisa lepas hubungan dengan kepala sekolah maupun kepala tiyuh (desa) sebagai mitra, atau pelanggan. Kepiawaian seorang wartawan juga ditunjukkan bagaimana kemampuan mereka membangun relasi baik.

Kepala Tiyuh, Kepala Sekolah dan elemen lainnya adalah kelompok yang paling banyak berharap organisasi wartawan ini tumbuh sebagai entitas yang bermartabat dan berdedikasi, tapi mereka tidak ada keberanian menyuarakan. Setidaknya doa itu yang kita harap bukan gerutunya.

Sudah rahasia umum, hubungan crew media dengan para kepala sekolah dan kepala tiyuh/desa ini terasa tidak mesra, lebih mirip Tom and Jerry. Melihat kelebat bayangan wartawan saja mereka seperti melihat momok menakutkan.

Di Batam, Ketua PWI Kepulauan Riau (Kepri), Saibansyah Dardani melontarkan pernyataan keras. Ahli Pers Dewan Pers itu geram dengan maraknya penyalahgunaan profesi wartawan di lapangan.

Saibansyah Dardani mengatakan itu dihadapan para kepala sekolah dari Batam, Tanjung Pinang, Bintan, dan Karimun, dalam forum literasi media yang berlangsung di kantor PWI Batam, Sabtu (31/5/2025).

Tudingan itu tentu ia alamatkan pada oknum yang mencatut nama wartawan untuk menekan pihak sekolah demi kepentingan pribadi.

Laki-laki yang akrab disapa Cak Iban itu tegas mengatakan, “Kalau bukan wartawan kompeten bersertifikasi Dewan Pers, itu premanisme berkedok wartawan!”

Menurutnya, sekolah punya hak menolak wartawan abal-abal. “Kalau datang bawa nama wartawan tapi kerjanya mengintimidasi, silakan tanya: Anda punya sertifikasi Dewan Pers atau tidak?” katanya lantang.

 

“Ad Meliora”, kata penulis. Lawan dengan literasi dan keberanian, jangan biarkan profesi wartawan kotor dicemari.

Belum lama ini, penulis mendapat banyak pesan WhatsApp dari nomor-nomor tak dikenal. Beberapa OTK ~dengan bahasa menekan, disertai ancaman minta uang agar ditransfer ke rekening aplikasi DANA yang mereka kirim.

Alasannya; istri opname, kehabisan bensin, dan bla..bla..bla. Mereka menyebut-nyebut katanya Dana BOS baru cair. Bila tidak dipenuhi, ancaman mereka, nanti kalau ada apa-apa tidak akan mau membantu.

Dari kalimat yang dikirim, terbaca oknum ini berusaha memeras ibu-ibu, kepala SDN di Tubaba, tapi mereka salah kirim. Tak hanya pesan, selama beberapa hari berlangsung mereka juga berusaha menelpon. Penulis tidak respon, tapi identitas mereka sudah penulis kantongi.

Pengalaman lain, suatu hari penulis mengunjungi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah untuk satu urusan. Ketika itu sedang berlangsung acara forum literasi media. Penulis yang juga berstatus wartawan tetiba didapuk menjadi moderator dalam forum itu.

Baca Juga :  Petani Tubaba Merana, Harga Singkong Anjlok: Pilih Tebu, Sawit, atau Gigit Jari?  

Tidak dapat menolak karena yang meminta langsung adalah Bupati Tubaba, Bachtiar Basri, usai memberi sambutan dan membuka resmi acara.

Ada tiga narasumber, yaitu; Herwan Sahri, S.H., M.AP (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tubaba), Juniardi, S.IP., S.H., M.H (Ketua KIP Lampung), dan Supriyadi Alfian, S.Kom., M.H (Ketua PWI Lampung).

Acara akan dimulai, tapi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Tubaba belum ada di ruangan. Penulis paham situasi lalu berinisiatif melakukan kontak telepon, dan benar, diujung telepon Herwan Sahri minta maaf tidak bisa hadir beralasan sedang takziah.

Tapi setelah penulis menggaransi situasi aman dan mengatakan ditunjuk jadi moderator, Beliau pun bersedia hadir dan tak lama dari itu Herwan Sahri muncul di forum disambut tepuk tangan gembira lebih 250 orang kepala sekolah se-Tubaba yang hadir sebagai peserta.

Tiga narasumber yang hadir ini berhasil membuat forum literasi media berjalan seru, tapi tertib dan dinamis. Sayang tidak dihadiri wartawan, mereka ikut bergeser meninggalkan ruangan bersama bupati. Forum diskusi berubah menjadi ajang edukasi sekaligus ruang curhat.

Kejadian ini jelas menggambarkan fakta sesungguhnya bahwa ternyata selama ini hubungan yang dibalut kata “kemitraan” antara media dengan kepala sekolah itu abu-abu, sedang tidak baik-baik saja.

Satu hal harus disadari, pekerja media yang berprofesi sebagai wartawan itu mestinya bangga, wartawan itu digolongkan sebagai orang-orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas; orang yang tahu banyak tentang banyak hal.

Paul Johnson, sejarahwan Amerika Serikat pernah mengkritik keras praktek pers Amerika yang menurutnya sudah menyimpang. Dalam ceramahnya berjudul “What’s Wrong with the Media and How to Put it Right”, Paul Johnson mengupas apa yang ia sebut ~seven deadly sins (Tujuh Dosa Terberat Pers).

Tujuh Dosa Terberat Pers menurut Paul Johnson, adalah: (1) Distorsi Informasi, (2) Dramatisasi Fakta, (3) Serangan privacy, (4) Pembunuhan karakter, (5) Eksploitasi seks untuk meningkatkan sirkulasi atau rating, (6) Meracuni benak/pikiran anak, (7) Penyalahgunaan kekuasaan.

Paul Johnson mengungkap, pers yang kebablasan dan tak bertanggung jawab adalah yang gemar melebih-lebihkan peristiwa atau bahkan mengarang fakta. Perilaku buruk pers ini sengaja menyembunyikan informasi dengan mengubah, menambah, atau mengurangi, serta beropini terhadap fakta.

Temperatur udara mulai meningkat, seiring matahari yang meninggi. Suhu udara Islamic Center Tubaba sudah mulai tidak ramah. Penulis apresiasi hasil Kongres PWI 2025. Organisasi wartawan Indonesia tertua ini berhasil rekonsiliasi, tidak ada lagi dualisme kepemimpinan.

Masih lewat ujung pena penulis, teriring ucapan selamat dan sukses kepada Akhmad Munir yang terpilih sebagai Ketua Umum, dan Atal S. Depari sebagai Ketua Dewan Kehormatan, PWI Pusat periode 2025-2030. *** (ES.007)

Tubaba, 16 Oktober 2025

Editor : Syam

Berita Terkait

RESOLUSI KONFLIK: PERAN FEDERASI ADAT MEGOU PAK TULANG BAWANG BARAT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN ANTARA MASYARAKAT LIMA KETURUNAN KELUARGA BANDAR DEWA DAN PT. HUMA INDAH MEKAR
KONFLIK PERTANAHAN MASYARAKAT LIMA KETURUNAN KELUARGA BANDAR DEWA DAN PT. HIM (HUMA INDAH MEKAR) : KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Penyegaran Birokrasi Tubaba: Wakil Bupati Lantik Mirza Ariawan sebagai Asisten Administrasi Umum
KERACUNAN VERSUS MBG, GIZI APA YANG DITAWARKAN?
Tujuh Siswa SDN di Tubaba Dilarikan ke RS, Diduga Keracunan Makanan Bergizi Sekolah
Ribuan Dosis Vaksin Rabies Gratis Disiapkan Disnakeswan Tubaba, Ajak Masyarakat Lindungi Hewan Peliharaan
Ledakan Pabrik Sagu di Tubaba: Enam Pekerja Terluka, Polisi Selidiki Penyebab
Madrasah Bisa! Semangat Khalifah Oktaviana Jadi Inspirasi Generasi Pelajar Tubaba

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 14:01 WIB

RESOLUSI KONFLIK: PERAN FEDERASI ADAT MEGOU PAK TULANG BAWANG BARAT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN ANTARA MASYARAKAT LIMA KETURUNAN KELUARGA BANDAR DEWA DAN PT. HUMA INDAH MEKAR

Minggu, 19 Oktober 2025 - 09:09 WIB

KONFLIK PERTANAHAN MASYARAKAT LIMA KETURUNAN KELUARGA BANDAR DEWA DAN PT. HIM (HUMA INDAH MEKAR) : KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:25 WIB

Konferkab VI PWI Tubaba;  Pertemuan Harapan dan Kepentingan

Rabu, 1 Oktober 2025 - 13:50 WIB

Penyegaran Birokrasi Tubaba: Wakil Bupati Lantik Mirza Ariawan sebagai Asisten Administrasi Umum

Rabu, 1 Oktober 2025 - 04:09 WIB

KERACUNAN VERSUS MBG, GIZI APA YANG DITAWARKAN?

Berita Terbaru