Perselisihan Soal Dana Desa di Tiyuh Panaragan, Tulang Bawang Barat  

- Jurnalis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 17:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PANARAGAN, Seruntingnews.Id. – Kepala Tiyuh Panaragan, Bapak Edyson, dan Ketua Badan Permusyawaratan Tiyuh (BPT), Bapak Edi Yanto, berselisih paham mengenai penggunaan dana desa (DD) tahun 2024 yang mencapai Rp 1,3 miliar. Perselisihan ini muncul karena ketidakjelasan penggunaan anggaran dan kurangnya transparansi.

Bapak Edyson membantah tuduhan kurang transparan, mengatakan semua pengeluaran sudah sesuai aturan. Beliau juga mempertanyakan pertanggungjawaban BPT atas dana operasional Rp 40 juta. “Dana BPT Rp 40 juta seharusnya digunakan sesuai tugas dan fungsi, bukan untuk laporan ke media,” jelas Bapak Edyson saat pertemuan di Balai Tiyuh Panaragan, Sabtu (28/6/2025).

Baca Juga :  Sertijab Dandim 0412/LU: Kapolres Tulang Bawang Barat Tegaskan Komitmen Sinergitas TNI-Polri

Bapak Edi Yanto meminta agar pengelolaan dana desa lebih transparan. Beliau khususnya mempertanyakan penggunaan dana bantuan kematian dan mengatakan pengawasan sulit dilakukan karena Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) jarang hadir dalam evaluasi. “Tanpa transparansi, pengawasan sulit dilakukan. Ketidakhadiran TPK menghambat proses evaluasi,” kata Bapak Edi Yanto.

ADVERTISEMENT

iklan

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bapak Edi Yanto juga menjelaskan bahwa dana BPT Rp 40 juta sudah dipakai untuk sewa gedung, kebersihan, operasional, dan konsumsi, dengan bukti Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang lengkap. Beliau berharap pengelolaan dana desa ke depannya lebih terbuka.

Baca Juga :  Tangis Tubaba di Persimpangan Jalan: Ketika Kami, Jurnalis, Meratap di Tanah yang Gersang

Direktur Badan Usaha Milik Tiyuh (BUMT), Bapak Ali Rohman, menambahkan bahwa hingga kini BUMT belum menerima dana Rp 270 juta yang dijanjikan untuk pengembangan usaha karet dan program ketahanan pangan.

Perselisihan ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat dan transparansi dalam penggunaan dana desa agar tidak terjadi konflik serupa. Pemerintah daerah diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini agar dana desa digunakan sesuai aturan.

Loading

Editor : Syam

Berita Terkait

Gelombang Protes Guncang Tubaba: Wartawan Pertanyakan Misteri Anggaran Kominfo
Tangis Tubaba di Persimpangan Jalan: Ketika Kami, Jurnalis, Meratap di Tanah yang Gersang
Media Tubaba Bersatu Siap Geruduk Pemda dan DPRD, Tuntut Transparansi Anggaran Kominfo Berlanjut Senin
Suhunan Riah: Simbol Ecofeminisme yang Mengakar di Uluan Nughik
Bupati Tubaba Rombak Kabinet: 13 Pejabat Eselon II Dilantik, Kinerja Jadi Prioritas
Derita Jantung Bocor, Bayi baru lahir 20 Hari asal Tubaba menanti Uluran Tangan Pemerintah dan Dermawan|
“Sorotan Tajam KPK RI Ungkap Carut Marut Pengelolaan Aset dan Potensi Kehilangan PAD di Tubaba.”L
Herliyanti, S.E., M.M., Mantapkan Karier di Bapenda Lampung: Targetkan Peningkatan PAD

Berita Terkait

Senin, 8 September 2025 - 17:39 WIB

Gelombang Protes Guncang Tubaba: Wartawan Pertanyakan Misteri Anggaran Kominfo

Minggu, 7 September 2025 - 10:16 WIB

Tangis Tubaba di Persimpangan Jalan: Ketika Kami, Jurnalis, Meratap di Tanah yang Gersang

Minggu, 7 September 2025 - 09:17 WIB

Media Tubaba Bersatu Siap Geruduk Pemda dan DPRD, Tuntut Transparansi Anggaran Kominfo Berlanjut Senin

Kamis, 4 September 2025 - 19:36 WIB

Suhunan Riah: Simbol Ecofeminisme yang Mengakar di Uluan Nughik

Kamis, 4 September 2025 - 16:11 WIB

Bupati Tubaba Rombak Kabinet: 13 Pejabat Eselon II Dilantik, Kinerja Jadi Prioritas

Berita Terbaru